Rabu, 04 September 2013

Cara Menjadi Atlet Renang

Pola pembinaan renang prestasi harus disesuaikan dengan pentahapan perkembangan usia calon atlet, yaitu:
1. Usia lima tahun ke bawah adalah masuk katagori baby swimming.  Pada tahap ini merupakan periode pengenalan dengan air, yaitu  anak perlu dibawa berulang-ulang ke kolam renang untuk diperkenalkan dengan air. Orang tua selayaknya ikut serta bermain bersama anak mereka. Hal ini dimungkinkan agar anak balita lebih aman, nyaman bersama orang yang mereka percayai lebih hebat dari pada pelatih mana pun.  Pada masa ini, usahakan jangan sampai anak mengalami ketakutan oleh sebab, misalnya tenggelam, kehabisan napas, atau perasaan kaget, yang dapat menyebabkan anak mengalami stres trauma yang berlebihan.  Jika hal ini terjadi, maka akan menjadi kesulitan bagi pelatih apabila akan mengajarkan renang dasar pada periode selanjutnya.  Diusahakan pada masa ini, anak memiliki keberanian dan kesenangan di kolam renang dan tidak memaksakan mereka untuk ditargetkan bisa berenang terlebih dahulu, meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa ada di antara mereka  pada periode ini sudah bisa berenang.
2. Usia 6-8 tahun adalah saatnya belajar berenang dasar yaitu empat gaya renangan (gaya bebas, kupu, punggung dan gaya dada).  Pada usia ini, anak sudah mulai memahami petunjuk yang diberikan pelatih.  Penekanan pada periode ini adalah anak bisa berenang dengan empat gaya, meskipun gaya renangan mereka masih terlalu kasar, hal tersebut janganlah terlalu dirisaukan.  Kegiatan bermain di air harus terus dijalankan, hal tersebut bisa dilakukan misalnya setelah mereka selesai latihan inti.
3. Usia 8-12 tahun adalah masa yang paling tepat untuk memperbaiki gaya renangan para calon atlet ini.  Perbaikan bisa dilakukan pada bagian tarikan tangan di bawah air, gerakan kaki, gerakan lengan pada saat entry dan pada saat recovery.  Melalui perbaikan gaya, dapat memberikan keuntungan yang lebih besar, sehingga tenaga yang dikeluarkan benar-benar untuk mendorong badan yang menghasilkan luncuran lebih cepat ke depan. Pada periode ini, tingkat kelenturan badan adalah dasar yang penting bagi perbaikan teknik.  Renang adalah olah raga yang memerlukan teknik tinggi bukan sekadar memiliki kekuatan otot. Teknik renang yang tidak baik bukan saja memboroskan tenaga, bahkan dapat menghambat laju renangannya. Seperti halnya sebuah mobil penggilas jalan dengan beban yang besar dan roda yang berat, meskipun digas dengan kencang jalannya tidak akan laju, malah akan menghamburkan bahan bakar yang berlebihan. Orang kuat dengan otot yang besar sekalipun, seperti para binaragawan, akan tenggelam di kolam renang bila tidak bisa berenang.  Pengerahan tenaga yang kuat bukan akan menambah laju berenang, tetapi malah akan lebih menenggelamkannya. Olehkarena itu, berenang dengan teknik yang tinggi adalah salah satu syarat yang amat penting untuk dipelajari bagi para calon atlet renang.
4. Usia 12-15 tahun adalah usia yang paling baik untuk memperkembangkan kemampuan daya tahan.  Pada masa ini, penekanan renangan adalah pada jarak jauh dengan pola yang sistematis, untuk mengembangkan kapasitas jantung dan paru-paru atlet, sehingga mereka memiliki mesin dari organ tubuh penting dengan kapasitas yang lebih besar.   Pada periode ini, pelatih dapat menetapkan gaya renangan mana yang paling cocok untuk masing-masing perenangnya, yang nantinya akan menjadi andalan mereka di masa yang akan datang.
5. Usia 15-18 tahun adalah cocok untuk memberikan latihan kekuatan otot dan unsur kondisi fisik lainnya secara bertahap. Latihan beban mulai diperkenalkan secara sistematis dengan penekanan multilateral untuk mempersiapkan jaringan otot secara keseluruhan pada saat tahap latihan berat berikutnya.
6. Usia 18 tahun sampai seterusnya adalah periode latihan di mana atlet siap dengan latihan yang berat. Pada saat ini kondisi atlet baik fisik maupun mental sudah siap untuk ditempa. Selain latihan renang di air, latihan di darat sangat diperlukan.  Latihan darat meliputi berbagai variasi latihan seperti daya tahan, kekuatan, stamina, kecepatan, power, serta latihan mental lainnya yang senantiasa disesuaikan dengan periode pertandingan.

Bahaya Ubur Ubur !!!

BERLIBUR ke pantai bisa menjadi pilihan menarik untuk Anda dan keluarga. Berenang, berjemur, dan bermain air tentu sangat menyenangkan. Namun, kita tidak pernah tau bahaya yang ada di laut. Salah satu ancaman saat berenang di laut adalah terkena sengatan ubur-ubur.

Ubur-ubur adalah salah satu hewan laut yang terkenal dengan tentakelnya yang beracun. Beberapa racun ubur-ubur bahkan sangat mematikan. Jika Anda berlibur ke pantai dan terkena sengatan ubur-ubur, Anda bisa melakukan ini sebagai pertolongan pertama pada korban, seperti dilansir Foxnews.

Memang, sengatan ubur-ubur biasanya tidak berbahaya, namun cukup menyakitkan. Ada yang percaya menggunakan cuka atau baking soda dapat membantu melepaskan racun dan mengurangi rasa sakit pada sengatan ubur-ubur. Mitos bahkan menyebutkan menggunakan air seni sebagai salah satu pengobatan sengatan ubur-ubur.

Air panas adalah pertolongan pertama yang cukup baik untuk menghancurkan racun dan meredakan rasa sakit pada luka sengatan ubur-ubur. Jika tidak tersedia, gunakan air asin untuk mengikis racun.

Gosok daerah yang terkena sengatan dengan tepian benda yang agak keras, misalnya kartu ATM atau yang serupa. Fungsinya untuk mengikis racun pada daerah yang tersengat.

Terkadang, ubur-ubur juga meninggalkan tentakelnya di sekitar luka sengatan. Oleh karena itu, jangan gunakan tangan telanjang untuk mengikis racun karena dapat menyebar ke kulit Anda maupun korban.

Bisa (venomous)
Tak ada peluang selamat dari sengatan bisa kecuali cepat ditangani. Rasa sangat sakit hingga anaphylactic shock dan tenggelam sebelum mencapai pantai meskipun belum semua bisa bekerja. Orang yang disengat harus dirawat seperti korban gigitan ular dan segera dibawa ke rumah sakit setelah pertolongan pertama. Sengatan sangat beracun yang dapat menyebabkan kematian. Predator sangat beracun.
Dikenal juga sebagai penyengat laut, ubur-ubur seukuran mangkuk salad ini dapat memiliki 60 tentakel sepanjang 15 kaki, dan tiap-tiap tentakel dapat memiliki 5000 sel sengat di epidermis, dan memiliki cukup racun untuk membunuh 60 manusia. Jadi total 3600 orang bisa mati oleh seekor ubur-ubur. 
Toksin berupa dosis mematikan LD50 (Lethal Dose), berupa bisa 40 microgram/kg. Bahkan sengatan biasa dapat menyebabkan kematian dalam beberapa menit dengan angka kematian 20% terjadi gagal napas, lumpuh neuromuscular, dan gagal cardiovascular. Gejalanya rasa terbakar, kulit memerah, dan bengkak kelenjar limpa. Reaksinya sulit bernafas bahkan gagal jantung. 
Parahnya sengatan tergantung spesies ubur-ubur, ukuran ubur-ubur, daya penetrasi nematocyst, kedalaman ke arah kulit korban, sensitifitas korban pada bisa, dan jumlah tentakel yang menempel. Mungkin hanya 6 – 7 meter setelah sengatan dapat berakibat kematian. Anak-anak mungkin meninggal meski lebih sedikit kontak
Jangan sentuh meskipun ubur-ubur sudah di pantai dan mati, terutama tentakelnya. Toksin dari nematocyst masih berpotensi untuk waktu yang lama. Pertolongan pertama untuk meminimalkan jumlah pelepasan nematocyst ke dalam kulit dan mengurangi efek bahaya bisa. Selama tentakel masih di kulit maka akan terus melepaskan bisa. Jangan gosok / garuk daerah sengatan karena semakin digosok / digaruk maka semakin banyak nematocyst mengeluarkan bisa ke dalam kulit. Ubur-ubur kotak yang sangat besar dapat memiliki total panjang tentakel lebih dari 60 meter sehingga jika penolong tidak hati-hati maka dapat terjerat dan mengalami musibah yang sama.