Senin, 29 Oktober 2012

IPA BIOLOGI DAN FISIKA

MIKROSKOP

Definisi mikroskop. Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar.

Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.

Mikroskop merupakan alat optic untuk mengamati benda-benda renik (sangat kecil). Mikroskop juga disebut compound microscope, yang terdiri dari atas dua lensa positif. Lensa yang dekat dengan benda disebut lensa objektif dan lensa yang dekat dengan mata disebut dengan lensa okuler. Melihat bayangan benda dengan mikroskop berlaku hal-hal berikut :

  1. Mata tidak terakomodasi yaitu bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif harus diletakkan pada lensa okuler sehingga bayangan akhir di tempat tidak terhingga
  2. Mata berakomodasi maksimum.Bayangan yang dibentuk lensa objektif harus diletakkan di ruang 1 lensa okuler (ruang 1 adalah ruang antara pusat lensa sampai lensa)
Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut.

Mikroskop

Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel.

Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler.

PENGAMATAN GEJALA ALAM


 PENGAMATAN GEJALA ALAM BIOTIK DAN ABIOTIK


PENGAMATAN GEJALA ALAM BIOTIK DAN ABIOTIK
A.    PENGANTAR
Gejala alam adalah suatu fakta berupa objek atau fenomena yang menunjukkan segala sesuatu  proses yang terjadi secara alami, yang terjadi pada benda-benda mati (abiotik) ataupun pada mahluk hidup (biotic) secara invividual ataupun dalam konsep ekosistem. Untuk memperoleh informasi gejala alam biotik dan abiotik dapat dilakukan  melalui pelaksanaan pengamatan objek secara terencana dan sistematis, sehingga selain memperoleh informasi konsep gejala alam, di dalamnya terjadi pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Komponen biotik yaitu segala sesuatu yang berupa makhluk hidup dan gejala kehidupannya yang terjadi pada hewan dan tumbuhan secara individual atau komunitas. Misalnya; perkecambahan, perbungaan, pertumbuhan dan perkembangan, kelahiran pada hewan, adaptasi dan upaya-upaya mempertahankan hidup, kehidupan dan perilaku hidup pada berbagai habitat. Sedangkan komponen abiotik yaitu segala sesuatu yang terdapat disekitar makhluk hidup yang berupa makhluk tak hidup, seperti proses yang terjadi air, udara, tanah, pasang surut, gunung berapi dan sebagainya. Demikian juga dengan interaksi antara kedua komponen biotic dan abiotik tersebut.
B.     PELAKSANAAN
1.      Alat dan bahan: Dalam  pengamatan gejala alam biotik dan abiotik diperlukan beberapa alat dan bahan yang ada di laboratorium, seperti mikroskop, kaca pembesar (lup), termometer alkohol, higrometer, pH indikator universal, kaca benda dan penutupnya, pipet tetes, gelas kimia.
2.      Pengamatan dapat dilakukan baik di alam maupun di laboratorium. Pengamatan dilakukan untuk memperoleh informasi atau pengetahuan dari objek atau peristiwa dengan menggunakan alat indera, secara kuantitatif ataupun kualitatif.
3.      Untuk mengembangkan kemampuan pengamatan secara sistimatis dan terencana, hendaknya siswa diajak berdiskusi untuk merencanakan langkah-langkah pengamatan terhadap suatu objek atau fenomena tertentu berdasarkan situasi dan kondisi di lingkungan siswa. Misalnya untuk fenomena abiotik diantaranya, perubahan suhu dan kelembaban udara sejalan dengan pertambahan waktu atau tempat yang berbeda, suhu dan pH tanah,  pergerakan udara, atau sudut datang cahaya matahari sejalan dengan perputaran bumi. Untuk daerah pantai mungkin dapat diamati peristiwa perbedaan batas hempasan air ombak sejalan dengan pergeseran waktu.
4.      Selain itu, siswa juga melakukan pengamatan terhadap gejala alam biotik dilakukan dengan cara mengidentifikasi jenis hewan dan tumbuhan yang terdapat di sekitar tempat pengamatan dan mengamati fenomena yang terjadi pada objek yang teramati yang alami ataupun tidak alami, misalnya: (1) peristiwa kelahiran pada hewan (2) cara mencari makan dan pemangsaan pada hewan, (3) peristiwa berbuah, berbunga dan kecambah tumbuhan (4) pengamatan adanya perbedaan  kehidupan dalam perairan dan darat.
5.      Selama melakukan pengamatan, siswa mungkin mengalami beberapa kesulitan, terutama dalam melakukan pengukuran faktor-faktor abiotik berupa cara menggunakan peralatan yang digunakan untuk mengukur faktor-faktor abiotik tersebut.  Oleh karena itu, guru harus menjelaskan mengenai kegunaan, cara penggunaan alat dan keselamatan kerja.
6.      Kesulitan yang lain yaitu dalam mengidentifikasi jenis hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar tempat pengamatan. Hal ini dikarenakan siswa tidak mengenal dan baru memperhatikan jenis hewan dan tumbuhan yang mereka temukan. Oleh sebab itu, guru dapat membantu siswa dalam mengidentifikasi dan memberi tahu jenis hewan dan tumbuhan yang mereka temukan. Di samping itu, dalam menentukan tempat pengamatan mungkin di sekolah tertentu tidak terdapat kolam atau sawah. Untuk mengatasinya, guru dapat mencari alternatif  tempat lain, misalnya kebun, padang rumput, danau, ataupun tepian sungai yang terdapat di sekitar sekolah. Pengamatan tidak terbatas pada objek yang makroskopis saja, dapat juga dilakukan terhadap setetes air yang diperoleh dari kolam atau sawah, untuk menunjukkan adanya kehidupan di dalamnya. Guru juga dapat memodifikasi penentuan tempat pengamatan dengan membandingkan pengamatan di tempat terang dan teduh.
7.      Dari kegiatan praktikum yang dilakukan terdapat beberapa potensi keterampilan proses sains yang dapat dikembangkan, diantaranya yang utama adalah keterampilan mengobservasi, menggunakan alat dan bahan, serta keterampilan berkomunikasi.
8.      Data dan analisis data: Bentuk data yang diperoleh yaitu data hasil pengukuran faktor-faktor abiotik suhu dan  kelembaban tanah dan  udara,  yang berupa data kuantitatif. Selain itu juga diperoleh data yang bersifat kualitatif berupa hasil identifikasi jenis hewan dan tumbuhan yang ditemukan serta proses alami yang ditemukan. Siswa hendaknya diajak untuk merencanakan format table untuk menuliskan data, misalnya:
Contoh tabel hasil pengamatan faktor biotik dan abiotik
Gejala alam yang diamati
Tempat :
Waktu Pengukuran ke- :
1
2
3
dst
Faktor Abiotik
Suhu udara (oC)
Suhu tanah (oC)
Kelembaban udara
Sudut datang cahaya matahari
Arah angin
Contoh tabel pengamatan gejala alam biotik:
Fenomena
Alami
Tidak alami
Kelahiran
Pertumbuhan
Perkembangbiakan  tanaman
Dari data yang diperoleh, hendaknya guru membimbing untuk melakukan interpretasi terhadap fenomena hubungan waktu dan tempat terhadap perbedaan faktor abiotik yang disebabkan adanya perubahan sebagai hasil interaksi antara satu factor dengan factor yang lainnya. Demikian juga dengan kecenderungan dari fenomena abiotik yang terjadi pada proses pengamatan.
Dari analisis data terdapat beberapa potensi keterampilan proses sains yang dapat dikembangkan, diantaranya: merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan penelitian, observasi untuk mengumpulkan dan mengorganisir data,  menafsirkan pengamatan atau interpretasi, seperti menghubung-hubungkan hasil pengamatan tentang interaksi antara faktor abiotik yang satu dengan faktor abiotik yang lainnya, juga interaksi antara faktor abiotik dengan faktor biotiknya. Selain itu, menemukan pola atau keteraturan,  mengelompokkan (mengklasifijasi) dengan membedakan peristiwa gejala alam alami yang tidak alam. Keterampilan meramalkan (prediksi) berdasarkan pola gejala alam yang terbentuk. Keterampilan berkomunikasi seperti membuat dan membaca tabel hasil pengamatan, mendiskusikan hasil pengamatan dan menjelaskan hasil pengamatan tentang faktor biotik dan abiotik. Keterampilan menggunakan alat pengukuran faktor abiotik dengan tepat dan benar juga merupakan keterampilan proses sains yang dapat dikembangkan.
9.      Kesimpulan:  Penarikan kesimpulan hendaknya diarahkan pada pengertian mengenai gejala alam, perbedaan gejala alam biotik dan abiotik, adanya kecenderungan atau pola tertentu dari gejala alam serta serta menunjukkan contoh-contoh gejala alam.
10.  Terapan pengembangan diarahkan pada memanfaatkan karakteristik gejala alam untukkesejahteraan manusia, misalnya:
-          Adanya pola pasang surut, angin darat dan angin laut berkaitan dengan pelayaran.
-          Peristiwa perbungaan dan berbuah pada tanaman berhubungan dengan musim untuk meningkatkan produksi pangan. 

ASAM,BASA DAN GARAM


Asam, Basa, dan Garam


Asam, basa dan garam (Plassa). Dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhubungan dengan senyawa asam, basa dan garam, bahkan hampir tiap hari kita selalu menggunakan senyawa yang bersifat asam maupun basa. Kita pun tak lepas dari garam karena hampir semua makan yang kita makan menggunakan garam. Untuk memahami tentang asam, basa dan garam mari kita bahas bersama-sama.

A. Asam
Senyawa asam banyak kita jumpai pada kehidupan sehari-hari. Semua senyawa asam  mempunyai rasa masam/kecut. Rasa masam/kecut ini desebabkan oleh  adanya senyawa yang bersifat asam. Buah-buahan memiliki rasa asam berkat adanya senyawa asam yang dikandungnya. Jeruk mengandung asam sitrat sedangkan anggur mengandung asam tartrat. Air susu yang basi mengandung asam laktat. Selain itu, senyawa asam dapat kita temukan juga dalam lambung dan darah. Dalam lambung terdapat asam klorida yang berperan pada pencernaan makanan serta dalam darah terdapat asam karbonat dan asam phosfat yang berperan pada pengangkutan makanan. Perhatikan tabel berikut.
Tabel 1.1 Beberapa Asam dan Sumbernya
1.      Ciri-Ciri Asam
   a.  Rasanya asam
b.  Dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah
c.  Mempunyai pH (derajat keasaman) kurang dari 7
d.  Dapat menghantarkan listrik (termasuk larutan elektrolit)
e.  Dengan logam tertentu dapat mengahasilkan gas hidrogen
f.   Bersifat korosif atau merusak bahan-bahan benda-benda yang dikenainya

 2.      Peranan Asam Dalam Kehidupan
Asam merupakan salah satu senyawa yang memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Agar lebih jelas, perhatikan tabel berikut. 
Tabel 1.2 Beberapa Asam yang Ada di Sekitar
Tabel 1.2 Beberapa Asam yang Ada di Sekitar
 
Meskipun asam adalah senyawa yang sangat berguna, tetapi asam juga dapat menimbulkan berbagai kerusakan pada bahan-bahan yang dikenainya karena asam bersifat korosif. Salah satunya adalah peristiwa hujan asam. Berikut adalah beberapa dampak yang ditimbulkan oleh hujan asam:
a. mungubah pH tanah sehingga kondisinya tidak sdsuai dengan tumbuhan dan mengakibatkan pohon/tanaman mati.
b.  dapat menghilangkan unsur-unsur hara dalam tanah sehingga mengurangi kesuburan tanah.
c.   mengubah pH air sehingga dapat mematikan ikan-ikan dan biota-biota air.
d.   merusak bangunan, terutama yang terbuat dari batu pualam (karbonat dan logam).

B.   Basa
Seperti halnya asam, basa juga banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Para ibu rumah tangga menggunakan abu gosok untuk mencuci piring. Basa dalam abu gosok dapat bereaksi dengan kotoran berupa lemak/minyak , sehingga menjadi larut. Sedangkan, untuk mencuci piring yang sangat  berminyak perlu menggunakan sabun. Sabun dapat melarutkan lemak dan minyak. Para penderita magh selalu minum obat berupa magnesium hidroksida atau aluminium hidroksida.

1.   Ciri-Ciri Basa
   a.   Pahit dan licin di kulit
b.   Mempunyai pH lebih dari 7
c.   Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
d.   Dapat menghantarkan listrik (termasuk larutan elektrolit)
e.   Dapat menetralkan sifat asam
f.    Bersifat kausatik atau dapat merusak kulit
Gambar 1.1 Sabun merupakan salah satu contoh zat yang bersifat basa
Gambar 1.1 Sabun merupakan salah satu contoh zat yang bersifat basa

2.   Peranan Basa dalam Kehidupan  
Tabel  1.3 Beberapa Basa dan Fungsinya
Tabel  1.3 Beberapa Basa dan Fungsinya

C. Teori Asam Basa Arrhenius
Dari uraian di atas, salah satu ciri dari asam adalah senyawa yang berasa  asam dan memerahkan lakmus biru sedangkan basa adalah senyawa berasa pahit dan licin di kulit serta dapat membirukan lakmus merah. Ciri tersebut belum dapat menjelaskan mengapa asam atau basa dapat menghantarkan listrik atau dikenal dengan istilah elektrolit. Untuk itu, Svante August Arrhenius mengajukan suatu konsep asam-basa yang di kenal sebagai teori asam-basa Arrhenius.
Asam adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion hidrogen (H+). Semakin banyak ion H+, semakin kuat sifat asamnya. Dengan demikian,  dikenal asam kuat dan asam lemah. Asam kuat dalam air terionisasi sempurna (semua terurai menjadi ion), sedangkan asam lemah terionisasi sebagian (tidak semua terurai menjadi ion). Perhatikan tabel berikut.

Tabel 1.4 Asam Kuat dan Reaksi Ionisasinya
Tabel 1.4 Asam Kuat dan Reaksi Ionisasinya

Tabel 1.5 Beberapa Asam Lemah dan Reaksi Ionisasinya
Tabel 1.5 Beberapa Asam Lemah dan Reaksi Ionisasinya
Basa adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH-). Semakin banyak ion OH-, semakin kuat sifat basanya. Dengan demikian,  dikenal basa kuat dan basa lemah. Basa kuat dalam air terionisasi sempurna (semua terurai menjadi ion), sedangkan basa lemah terionisasi sebagian (tidak semua terurai menjadi ion). Perhatikan tabel berikut.

Tabel 1.6 Basa Kuat dan Reaksi Ionisasinya
Tabel 1.6 Basa Kuat dan Reaksi Ionisasinya
  
Tabel 1.7 Beberapa Basa Lemah dan Reaksi Ionisasinya
Tabel 1.7 Beberapa Basa Lemah dan Reaksi Ionisasinya 
 
D.   Garam
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal garam dapur yang biasa digunakan untuk bumbu masak. Garam dapur merupakan salah contoh dari garam menurut  ilmu kimia.
Seperti halnya asam dan basa, garam juga memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Perhatikan tabel berikut.
Tabel 1.8 Beberapa Garam dan Fungsinya dalam Kehidupan Sehari-Hari
Tabel 1.8 Beberapa Garam dan Fungsinya dalam Kehidupan Sehari-Hari
      Adapun ciri-ciri dari garam antara lain:
1.   Dalam bentuk leburan (cairan) atau lelehan dapat menghantarkan listrik
2.   Sifat larutannya dapat berupa asam, basa, atau netral tergantung jenis asam (kuat atau lemah) dan basa (kuat atau lemah) pembentuknya.  
a.   asam kuat dan basa kuat akan terbentuk garam yang bersifat netral
b.   asam kuat dan basa lemah akan terbentuk garam yang bersifat asam
c.   asam lemah dan basa kuat akan terbentuk garam yang bersifat basa

E.                                          E.   Tingkat Keasaman  (pH)
Tingkat keasaman merupakan ukuran besar kecilnya pH yang menunjukkan skala keasaman dan kebasaan suatu larutan, angkanya sekitar 0 sampai dengan 14 dengan ketentuan sebagai berikut.
1.   Larutan  asam memiliki pH<7
2.   Larutan basa memiliki pH>7
3.   Larutan netral memiliki pH=7
skala ph
 
F.   Indikator
Indikator adalah bahan/alat yang digunakan untuk mengenali sifat suatu senyawa (asam, basa atau netral).
Macam-macam Indikator:
1.  Indikator alami
Indikator alami diperoleh dari bagian tumbuhan berwarna dapat berupa bunga, daun, buah, biji, atau akarnya. Contohnya, kunir, bunga sepatu merah, kulit manggis, dan lain-lain.
Misalkan kulit manggis, kulitnya digerus sampai halus kemudian dituangi pelarut (alkohol) dan selanjutnya airnya dipisahkan melalui penyaringan.  Ekstrak kulit manggis tersebut di teteskan pada senyawa yang bersifat asam atau basa, contohnya adalah larutan asam (HCl) atau basa (NaOH), maka:
  • Pada larutan asam : terjadi perubahan warna dari ungu menjadi coklat kemerahan
  • Pada larutan basa: terjadi perubahan warna dari ungu menj`di biru kehitaman
2.   Indikator  buatan
       a. Kertas lakmus
Kertas lakmus
b.  Kertas indikator universal
c.  Larutan

 Tabel 1.10 Beberapa Indikator Larutan  dan Perubahan Warnanya
 Tabel 1.10 Beberapa Indikator Larutan  dan Perubahan Warnanya

d.   pH meter/pH digital
pH meter/pH digital
 
G.   Reaksi pada Asam, Basa, dan Garam
  1. Logam + asam -------> gas hidrogen + garam
Contoh: besi + larutan asam asetat  ----------> gas hidrogen + besi(II) asetat
       Fe(s) +2CH3COOH ----------> H2(g) +Fe( CH3COO)2(aq)
  1. Asam kuat + basa kuat ---------> garam (bersifat netral) + air
Contoh: Larutan asam klorida  + larutan natrium hidroksida ---> larutan natrium klorida + air
     HCl(aq) + NaOH(aq) ---> NaCl(aq) + H2O(l)
Reaksi pada Asam, Basa, dan Garam
  1. Asam lemah + basa kuat ---> garam (bersifat basa) + air
Contoh: Larutan asam phosfat  + larutan natrium hidroksida --> larutan natrium phosfat + air
                   H3PO4(aq) + 3NaOH(aq) --> Na3PO4(aq) + 3H2O(l)
  1. Basa lemah + asam kuat --> garam (bersifat asam) + air
Contoh: Larutan ammonium hidroksida  + larutan asam sulfat --> larutan ammonium sulfat +   air
                   2NH4OH(aq) + H2SO4(aq) --> (NH4)2 SO4(aq) + 2H2O(l)
  1. Oksida logam (oksida basa) + asam --> garam + air
Contoh: natrium oksida  + larutan asam nitrat --> larutan natrium nitrat + air
                            Na2O(s) + HNO3(aq) ---> NaNO3(aq) + H2O(l)
  1. Oksida nonlogam (oksida asam) + basa ---> garam + air
Contoh: gas karbon dioksida  + larutan kalsium hidroksida --> endapan kalsium karbonat + air
                            CO2(g) + Ca(OH)2(aq) ---> CaCO3(s) + H2O(l)

Jumat, 19 Oktober 2012

MIKROSKOP

PENGERTIAN MIKROSKOP

Kamis, 17 November 2011


Mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya.
berikut adalah bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya:


LENSA OKULER, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif
LENSA OBJEKTIF, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini  membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.
TABUNG MIKROSKOP (TUBUS), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.
MAKROMETER (PEMUTAR KASAR), makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat.
MIKROMETER (PEMUTAR HALUS), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
REVOLVER, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.
REFLEKTOR, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
DIAFRAGMA, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
KONDENSOR, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan.
MEJA MIKROSKOP, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.
PENJEPIT KACA, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser.
LENGAN MIKROSKOP, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.
KAKI MIKROSKOP, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
SENDI INKLINASI (PENGATUR SUDUT), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.